Oei Tiong Ham Konglomerat Pertama dan Bandar Candu yang Dikubur dalam Posisi Duduk

Doddy Handoko , Jurnalis
Sabtu 13 Februari 2021 10:22 WIB
Oei Tiong Ham si Raja Gula Asia. (Foto: ist)
Share :

Sesudah menaiki beberapa anak tangga maka terbentanglah sebuah beranda luas dengan beberapa perlengkapan meja kursi serta patung-patung Eropa yang menempel di kiri kanan dinding, pot-pot bunga yang ditaruh di atas kaki yang semua terbuat dari porselin Eropa dan Tiongkok.

Di belakang bangunan utama yang kontur tanahnya terdapat perbukitan dan lembah, terdapat beberapa bangunan rumah yang mengelilingi kolam.

Istana mewah itu didapat Oei dari hasil dari lima perkebunan tebu. Tak ada satu perusahaan pun di Malaysia, Singapura, dan Hong Kong di bawah pemerintahan Inggris, atau di Thailand dan Filipina, yang mampu menyaingi Kiam Gwan Company, nama perusahaan itu.

Oei juga dikenal sebagai bandar opium atau candu terakhir yang terbesar.

Ayahnya, Oei Tjie Sien, tiba di Semarang pada 1858. Lima tahun kemudian, Oei Tjie Sien mendirikan kongsi dagang Kian Gwan, yang bergerak di bidang perdagangan gula. Pada 1886, Oie Tiong Ham, yang baru berumur 20 tahun, diangkat sebagai ”letnan” Cina.

Keluarga Oei masuk ke bisnis candu pada 1880, ketika sebagian besar bandar opium bangkrut. Ia membeli lima kebandaran opium yang menguasai Semarang, Solo, Yogyakarta, Rembang, dan Surabaya. Dari bisnis opium ini, Oei Tiong Ham berhasil mengeruk keuntungan sekitar 18 juta gulden.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya