WASHINGTON, DC - Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Amerika Serikat (AS) "sangat sedih" dengan penumpasan brutal terbaru di Myanmar dan menyerukan agar China ikut membantu menghentikan kekerasan itu.
Seruan ini disampaikan sehari setelah munculnya beberapa video yang menunjukkan pasukan keamanan menembak seseorang dari jarak dekat dan mengejar serta memukuli demonstran dengan kejam. Tiga puluh delapan orang tewas dalam penumpasan pada Rabu (3/3/2021).
BACA JUGA: AS Blokir Upaya Junta Myanmar Tarik Dana Rp14 Triliun dari Bank Sentral AS
Tanggapan internasional terhadap kudeta tersebut sejauh ini dianggap kurang memadai, tetapi banyaknya video yang beredar di internet yang menunjukkan pasukan keamanan secara brutal menarget pengunjuk rasa dan warga sipil lainnya memicu seruan-seruan untuk tindakan lebih jauh.
Utusan PBB Schraner Burgener mengatakan pasukan keamanan juga telah menangkap sekira 1.200 orang, termasuk wartawan. Lebih dari 500 anak diperkirakan termasuk di antara mereka yang ditahan secara sewenang-wenang, kata UNICEF pada Kamis (4/3/2021).