Rumor Presiden Hilang di Media Sosial, Polisi Tangkap 4 Orang

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 16 Maret 2021 09:39 WIB
Presiden Tanzania John Magufuli (Foto: Reuters)
Share :

TANZANIA - Polisi di Tanzania menangkap empat orang karena dicurigai menyebarkan rumor di media sosial (medsos) jika Presiden John Magufuli sakit.

Empat penangkapan itu dilakukan di berbagai bagian negara itu. Penangkapan pertama dilakukan pada Jumat (12/3).

Pemimpin berusia 61 tahun itu tidak terlihat di depan umum selama lebih dari dua minggu.

Perdana Menteri (PM) Kassim Majaliwa mengatakan pekan lalu jika Presiden Magufuli "sehat dan bekerja keras".

"Untuk menyebarkan desas-desus bahwa dia sakit adalah kebencian," kata Majaliwa pada hari Jumat, menambahkan bahwa dia telah berbicara dengannya melalui telepon dan bahwa dia telah mengirimkan salamnya kepada publik.

Pada Senin (15/3), Wakil Presiden Samia Suluhu Hassan mengatakan kepada warga Tanzania untuk tidak mendengarkan rumor dan mendesak mereka untuk tetap bersatu.

(Baca juga: WHO Minta Vaksin Covid-19 AstraZeneca Tidak Dihentikan, Tidak Ada Hubungan Antara Pembekuan Darah dengan Vaksin)

“Wajar saja kalau ada orang yang sakit, flu atau demam… inilah saatnya orang-orang Tanzania bersatu melalui doa,” katanya, tanpa merinci siapa yang dia bicarakan.

Spekulasi tentang kesehatan Presiden berkembang setiap hari.

Pemimpin oposisi Tundu Lissu mengatakan kepada BBC pekan lalu bahwa sumbernya mengatakan kepadanya bahwa Magufuli sedang dirawat di rumah sakit karena virus corona di Kenya.

Dia mengatakan Presiden mengalami serangan jantung dan dalam kondisi kritis. Namun klaim ini telah dibantah oleh beberapa pejabat Tanzania.

(Baca juga: Buntut Kisruh Penanganan Covid-19, Brasil Ganti Menteri Kesehatan Keempat Kali)

Sementara itu, politisi Tanzania lainnya mengatakan kepada Associated Press, dengan syarat anonim, jika dia telah berbicara dengan orang-orang yang dekat dengan presiden yang mengatakan dia sakit parah dan di rumah sakit.

Presiden Magufuli telah dituduh mengecilkan ancaman yang ditimbulkan oleh virus corona dan telah dikritik karena mendorong orang Tanzania untuk mengandalkan doa, terapi uap, dan pengobatan herbal.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya