YANGON - Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan pada upacara pemakaman pada Minggu (28/3), sehari setelah lebih dari 100 orang tewas dalam protes terhadap kudeta militer 1 Februari.
Menurut para saksi mata, para pelayat melarikan diri dari pemakaman di Bago, dekat ibu kota komersial Yangon, ketika mendengar suara tembakan. Tidak ada laporan tentang jatuhnya korban jiwa.
Pemakaman berlangsung bagi Thae Maung Maung, 20 tahun, yang merupakan salah satu dari sekitar 114 orang yang tewas pada Sabtu (27/3), hari paling berdarah sejak junta militer merebut kekuasaan.
Para kepala pertahanan dari belasan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), mengeluarkan pernyataan bersama yang langka pada Sabtu (27/3) yang mengecam penggunaan kekerasan mematikan oleh Myanmar terhadap rakyat yang tidak bersenjata.
“Militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi – bukan melukai – rakyat yang dilayaninya,” kata pernyataan itu.