Kisah Pangeran Diponegoro Tulis Babad dalam Ruang Panas di Benteng Rotterdam

Doddy Handoko , Jurnalis
Selasa 06 April 2021 06:29 WIB
Pangeran Diponegoro (Foto: istimewa)
Share :

Babad itu ditulis ketika ketegangan antara Pangeran dan keluarganya mencapai puncaknya. Mengingat intensitas karya Pangeran lebih dari seratus halaman folio dalam sebulan (Carey 2008:733)

Tidak terlalu mengherankan jika Pangeran mampu menumpahkan seluruh perhatian dan konsentrasinya di tengah keluarga yang selalu bercekcok.

"Padahal, pengarang mana yang dapat tahan menulis di tempat ruang yang panas dalam benteng kota, yang penduduknya acuh tak acuh, jika tidak mau disebut memusuhi, dan relasi dengan kerabat dekatnya yang sering bertengkar, yang tidak mengerti apa yang sedang dia lakukan? Adakah derita di pengasingan dan jerih payah mengarang yang lebih hebat dari ini?," ujarnya.

"Namun, betapa hebat naskah yang dihasilkan. Sumber ajaran-ajaran Diponegoro yang anti-Belanda untuk anak-anaknya yang sedang tumbuh di Manado dan Makassar, akan terbukti menjadi salah satu hasil karya sastra besar di era Jawa modern ," tulis Carey.

Itu karya otobiografi pertama dalam bahasa yang ada di Indonesia, dan yang pada tanggal 22 Juni 2013 diterima oleh Komite Penasihat Internasional UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB) untuk dimasukkan dalam Daftar Ingatan Kolektif Dunia (International Register of the Memory of the World).

"Namun, di Indonesia sendiri pengakuan internasional ini tidak bergaung dan naskah tersebut masih tetap tinggal sebagai harta karun nasional yang tersembunyi," ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya