Pembukaan karya besar ini mulai dengan baris-baris berikut (Babad Dipanegara I:6):
1. Aku bentangkan perasaan hatiku dalam irama Mijil [yang pedih]. Diciptakan untuk menghibur hasrat hati, dibuat di kota Manado tanpa disaksikan siapa pun kecuali oleh rahmat Hyang Agung.
2. Banyak sudah yang terasa di dalam hati. Tentang segala tindakan tak menyenangkan [di masa silam]. Maka sekarang hatiku berketetapan. Bagaimana jadinya tindakan tindakanku jika tidak ada juga ampunan Hyang Agung?
3. Malu dan derita telah aku lakoni. Namun permintaanku adalah bahwa segala yang sudah lalu direlakan saja,(dan) agar keluargaku benar-benar menaati agama Nabi untuk mendapatkan pertolongan.
(Fakhrizal Fakhri )