Berbagai langkah dilakukan, mulai dari penertiban hingga pemasangan palang pintu di setiap akses masuk trotoar. Sayangnya, trotoar khsusu pejalan kaki tidak juga bisa direalisasikan. Khususnya di sekitar stasiun.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike mengakui hal itu. Menurntya, pemasangan Portal S tetap tidak efektif apabila tidak dibarengi dengan kolaborasi berbagai pihak terkait. Misalnya saja di kawasan stasium Gondangdia yang jelas sudah terdapat portal S, tetapi masih didominasi oleh PKL dan kendaraan. Bahkan, kendaraan terparkir di bahu jalan dan trotoar dijadikan tamasya oleh PKL yang menyediakan alas duduk.
"trotoar itu harus aman, nyaman bersih dari PKL, parkir kendaraan dan harus ditanami pohon yang ditanam langsung didasar tanah dan tumbuh mekar ke atas, sehingga ketika pejalan melintas, mereka bisa terhindar dari sinar matahari," ujarnya.
Yuke menyarankan agar trotoar yang sudah dilebarkan saat ini segera disterilisasikan dan ditambah fasilitas pohon. Dia mengakui bila pengerjaannya memang harus terkordinir berbagai pihak, bukan hanya Dinas Bina Marga. Tetapi, masyarakat tidak mau tahu bagaimana mereka bekerja. Menurutnya, masyarakat hanya mengetahui mengapai trotoar yang dilebarkan dengan mengambil bahu jalan tetapi masih diokupasi PKL, parkir dan tidak nyaman untuk berjalan kaki.
"Harusnya pihak terkait lainnya sudah siap ketika trotoar ditata. Misalnya saja PKL, harusnya Dinas UMKM siap untuk penataan PKL. Selama ini mereka hanya bekerja menyalurkan bantuan ke pedagang pembinaan. Tetapi PKL di trotoar tidak bisa ditata," tukasnya.
(Sazili Mustofa)