Akan tetapi, para dokter merasa hanya punya sedikit pilihan.
"Selama junta militer memegang kekuasaan, saya tidak akan kembali bekerja," cetus Kyi Kyi, seorang dokter di Mandalay yang telah mogok kerja selama hampir tiga bulan.
"Saya tidak ingin mengakui kewenangan mereka dalam bentuk apapun," lanjutnya.
Selama hampir tiga pekan pertama setelah kudeta, Kyi Kyi menawarkan pemeriksaan gratis di rumah sakit swasta.
Namun, dia segera menyadari bahwa tindakannya terlalu berbahaya. "Kami mulai menyaksikan tentara ditempatkan di sekitar rumah sakit, menunggu kedatangan kami."
Tenaga kesehatan diincar
Sejumlah laporan menyebutkan militer mengincar para tenaga kesehatan yang mogok dengan menggerebek fasilitas medis gratis. Mereka menangkap, menahan, dan dalam beberapa kasus, memukuli para tenaga kesehatan.
"Kami harus sangat hati-hati," ujar Kyi Kyi.
"Setelah kudeta, kami semua dipaksa meninggalkan akomodasi milik pemerintah dekat rumah sakit. Jadi sekarang saya tinggal bersama beberapa kawan di tempat lain di kota. Kami sangat takut," imbuhnya.