"Kami menjadi target operasi intelijen hitam berskala besar. Kami sebut intelijen hitam, karena mereka tidak bekerja untuk keselematan Bangsa dan Negara, tapi hanya untuk kepentingan oligarki," tutur Habib Rizieq.
Menurutnya, memilih kepala daerah yang baik tercermin dari sikap dan perangainya. Oleh karena itu, komitmen untuk tidak memilih Ahok merupakan hal yang wajar karena sudah menistakan agama, terlebih masyarakat Jakarta mayoritas beragama Islam.
Baca Juga: Habib Rizieq Singgung Diskriminasi Hukum dalam Mukadimah Pledoi
"Kami tidak mau seorang penista agama yang bersikap arogan dan korup, serta sering berucap kata kasar dan kotor jadi pemimpin ibu kota sekaligus menjadi kepanjangan tangan oligarki di ibu kota," ungkapnya.
Semenjak itu, Habib Rizieq mengaku dirinya beserta ormas yang dipimpinnya menjadi target kriminalisasi, hingga berakhir di Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan dakwaan pelanggaran protokol kesehatan.
(Sazili Mustofa)