DHAKA – Bangladesh menghapus teks “berlaku untuk semua negara di dunia kecuali Israel" pada paspor barunya, demikian dikonfirmasi para pejabat pada Minggu (24/5/2021).
Sebelumnya, paspor Bangladesh memiliki catatan tertulis di atasnya yang berbunyi: "Paspor ini berlaku untuk semua negara di dunia kecuali Israel". Tapi, hanya beberapa bulan lalu, Bangladesh membuang dua kata, "kecuali Israel", dari paspor elektronik baru.
Sejak negara mayoritas Muslim Asia Selatan muncul pada 1971, negara itu secara terbuka menegaskan posisinya yang mendukung Palestina dan melawan penindasan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
BACA JUGA: Anak-Anak Palestina Terbunuh, Pilot Israel Ini Pilih "Memberontak"
Dihilangkannya kata-kata tersebut menimbulkan kebingungan di antara warga Bangladesh, terutama melihat waktu penghapusannya, yang hanya beberapa saat setelah konflik antara Israel dan Hamas di Gaza.
Selama serangan baru-baru ini terhadap orang-orang Palestina oleh pasukan Israel, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Menteri Luar Negeri AK Abdul Momen mengonfirmasi dukungan negara tersebut untuk perjuangan sah rakyat Palestina dan mengutuk serangan Israel terhadap warga sipil.
Ketegangan baru-baru ini yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.
BACA JUGA: Uskup Gereja di Norwegia Serukan Boikot Produk-Produk Israel
Ketegangan menyebar ke Jalur Gaza, dengan Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, serta melukai lebih dari 1.900 lainnya. Otoritas kesehatan di Tepi Barat juga mengonfirmasi bahwa 31 orang tewas di wilayah pendudukan, total 279 di seluruh wilayah Palestina.
Pemerintah Bangladesh mengatakan bahwa dihapuskannya kata-kata itu semata hanya untuk “kemudahan administratif”, dan tidak ada perubahan pada kebijakan luar negeri negara Asia Selatan itu.