Diketahui, gempa pada tahun 2006 ini bukan menjadi gempa pertama yang terjadi di Yogyakarta dan merusak. Ternyata, sudah puluhan kali terjadi gempa dengan skala yang beragam selama kurun 200 tahun di Jawa. Salah satunya gempa besar yang terjadi pada tahun 1867 di sepanjang Sesar Opak yang menyebabkan efek goncangan mencapai VIII MMI.
Baca juga: 14 Tahun Tragedi Gempa Yogyakarta, Berikut Fakta-Faktanya
Selain itu, Daryono mengatakan hingga kini episenter gempa yang terjadi di Yogyakarta ini masih menyimpan tanda tanya. Mengingat, katanya, zona kerusakan justru tidak terletak di zona kerusakan.
Pasalnya, kondisi permukaan tanah Yogyakarta ternyata memengaruhi dampak kerusakan akibat gempa tersebut. Apalagi, wilayah Yogyakarta ini berada dalam sebuah cekungan yang dibatasi oleh Pegunungan Kulon Progo di sisi barat dan Pegunungan Selatan di sisi timur yang disebut sebagai Cekungan Yogyakarta.
“Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 Mw6,4 menyimpan tanda tanya terkait lokasi episenter dan sebaran kerusakan yang membentuk jalur mengingat lokasi episenter tidak terletak di zona kerusakan. Ini bukti tanah lunak merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat kerusakan (local site effect),” papar Daryono.
(Awaludin)