Biasanya butuh berhari-hari bagi pendaki dari berbagai base camp untuk mencapai puncak gunung.
Tsang mematahkan rekor yang dibuat pada 2017 oleh seorang perempuan pendaki asal Nepal, Phunjo Jhangmu Lama, yang mencapai puncak Everest dalam 39 jam dan enam menit.
Bagi Tsang, keberhasilannya itu ditentukan oleh kemampuan pribadi, kerja tim, dan keberuntungan. Namun bagi dia, mencetak rekor baru merupakan hal tidak dia pikirkan sebelumnya.
"Saya selalu bilang kepada tim, teman-teman saya, gantungkanlah cita-cita setinggi langit," kata Tsang seperti dikutip kantor berita Reuters. "Jadi saya merasa lega karena saya bisa membuktikan upaya saya kepada teman-teman dan juga kepada para murid."
'Tekad yang kuat' di atas segalanya
Sedangkan tuna netra dari China, Zhang, mencapai puncak gunung setinggi 8.849 meter itu pada 24 Mei.
Dia sudah kehilangan indera penglihatan pada usia 21 tahun karena glaukoma, yaitu kerusakan saraf mata.
Zhang, yang lahir di kota Chongqing, China bagian barat daya, ditemani oleh tiga pemandu selama pendakian.
"Apakah kita cacat atau normal, sudah tidak bisa melihat atau tidak punya kaki atau tangan, itu tidak akan jadi masalah selama kita punya tekad yang kuat," kata Zhang kepada Reuters.
(Rahman Asmardika)