JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mendesak negara-negara yang tergabung dalam ASEAN untuk segera menunjuk utusan unutk melakukan mediasi dalam pihak-pihak yang bertikai di Myanmar. Desakan ini merupakan tindak lanjut dari konsensus lima poin yang telah dicapai sebelumnya.
Pernyataan tersebut dikatakan Menlu RI dalam konferensi pers yang digelar, menyusul pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN dan China yang diselenggarakan di Chongqing, China pada Senin (7/6/2021).
Dalam kunjungannya ke Chongqing, Retno juga mengikuti pertemuan informal dengan para menlu ASEAN, di mana Ketua dan Sekretaris Jenderal ASEAN memberikan briefing terkait kunjungan mereka ke Myanmar baru-baru ini.
Dalam pertemuan itu, Ia pun menekankan bahwa ASEAN telah sukses menyelenggarakan ASEAN Leaders’ Meeting pada 24 April lalu, yang menghasilkan konsensus berisi lima poin, dan bahwa hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca juga: Menlu Sebut Tiga Pimpinan Negara Tak Hadiri ASEAN Leaders Meeting
“Mandat dari pemimpin ASEAN mengenai five points of consensus sudah sangat jelas. Saya ulangi, sudah sangat jelas. Dan tugas bagi para menteri luar negeri ASEAN adalah memastikan tindak lanjut dapat dilakukan segera,” tegas Menlu Retno Marsudi.
Oleh karena itu, katanya, ASEAN perlu segera melakukan penunjukan utusan khusus untuk upaya mediasi di Myanmar. “Penunjukan special envoy harus segera dilakukan,” kata dia.
Dia pun menegaskan bahwa utusan khusus harus dibekali panduan kebijakan yang jelas sesuai mandat dari konsensus yang berisi lima poin itu. Selain itu, utusan khusus juga harus mendapatkan akses untuk berbicara dan ini tentunya memerlukan komitmen dari militer Myanmar.
Baca juga: ASEAN Leaders Meeting Digelar untuk Perdamaian Rakyat Myanmar