Junta Myanmar Bela Langkah Tanggapan Krisisnya di Tengah Kritik ASEAN

Antara, Jurnalis
Selasa 08 Juni 2021 16:01 WIB
Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. (Foto: Reuters)
Share :

Pihak militer membela aksinya dalam merebut kekuasaan, setelah satu dekade langkah tentatif Myanmar menuju demokrasi, dengan mengatakan komisi pemilihan umum yang lama telah mengabaikan pengaduannya tentang kecurangan pemilu.

Junta telah gagal menerapkan kontrol sejak menggulingkan pemerintahan sipil Suu Kyi, yang berada di antara lebih dari 4.500 orang yang ditahan sejak kudeta.

Pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan sedikitnya 849 pengunjuk rasa, kata sebuah kelompok hak asasi manusia, meskipun tentara membantah angka itu. Selain itu, aksi pemberontakan berkobar di beberapa daerah di Myanmar.

Khawatir dengan gejolak tersebut, beberapa anggota ASEAN telah menyerukan pembebasan tahanan politik, pengakhiran kekerasan dan agar pihak-pihak yang bersengketa politik di Myanmar mengadakan pembicaraan untuk mengakhiri krisis. Seruan itu tercermin dalam konsensus ASEAN.

Namun, dalam satu-satunya referensi untuk proposal ASEAN, menteri Myanmar yang dikutip oleh media mengatakan bahwa "diskusi dilakukan dengan ramah" selama kunjungan pekan lalu oleh dua utusan ASEAN, yang juga menyerukan pembebasan tahanan politik.

Para penentang junta telah menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat pada ketidakmampuan ASEAN untuk menekan junta dan kegagalan perhimpunan regional itu untuk melibatkan para pemangku kepentingan politik lainnya, terutama dari pemerintah sipil Myanmar yang digulingkan. Sementara, pihak junta telah mencap lawan-lawan politiknya sebagai "teroris".

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya