VATIKAN - Paus Fransiskus menolak pengunduran diri Kardinal Jerman Reinhard Marx sebagai Uskup Agung Munich atas krisis pelecehan seksual di gereja. Paus setuju jika kasus itu adalah sebuah "malapetaka" di seluruh dunia tetapi dia menegaskan pejabat Gereja itu harus tetap bekerja.
Marx, salah satu tokoh liberal Katolik Roma yang paling berpengaruh, mengajukan mengundurkan diri awal bulan ini, dengan mengatakan dia harus berbagi tanggung jawab institusional atas pelecehan seksual oleh para imam selama beberapa dekade terakhir. Dalam sebuah surat kepada Marx yang ditulis pada Kamis dan dirilis oleh Vatikan, Fransiskus mengatakan dia memahami motivasi di balik tawaran Marx untuk mengundurkan diri, tetapi tidak akan menerimanya.
"Itulah jawaban saya, Saudaraku. Lanjutkan seperti yang Anda sarankan, tetapi sebagai Uskup Agung Munich," kata Paus kepada Marx dalam surat itu, yang ditulis dalam Bahasa Spanyol.
Sebagai mantan ketua konferensi uskup Katolik Jerman, Marx tidak dicurigai berpartisipasi dalam pelecehan atau penyamaran.
Gereja sedang menyelidiki tuduhan pelecehan di keuskupan agung Jerman lainnya, Cologne, setelah sebuah laporan pada Maret menemukan ratusan korban di sana.
"Saya setuju dengan Anda bahwa ini adalah malapetaka: sejarah menyedihkan pelecehan seksual dan cara Gereja menanganinya sampai saat ini," terangnya.
“Menyadari kemunafikan dalam cara kita menjalani iman kita adalah anugerah dan langkah pertama yang harus kita ambil. Kita harus bertanggung jawab atas sejarah ini, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Kita tidak bisa acuh tak acuh dalam menghadapi kejahatan ini," lanjut Paus dalam surat itu.
Mendeklarasikan bahwa "seluruh Gereja berada dalam krisis" atas pelecehan, Paus mengatakan tidak dapat lagi mengambil "kebijakan langsung" atas krisis tersebut.
"Menerima krisis, sebagai individu dan sebagai komunitas adalah satu-satunya cara yang bermanfaat," ujarnya.
(Baca juga: WHO Keluarkan Peringatan Awas Covid-19 untuk Eropa Sebelum Liburan Musim Panas)