Kisah Penerjemah Medis Bahasa Indonesia di AS, Jelaskan Masuk Angin, Kerokan, hingga Bantu Pasien Covid-19

Agregasi VOA, Jurnalis
Jum'at 09 Juli 2021 07:53 WIB
Penerjemah medis Bahasa Indonesia di AS (Foto: dok Sandra Kosasih)
Share :

  • Tegar hadapi panggilan menyedihkan

Bagi Sandra, salah satu tantangan menjadi penerjemah medis adalah harus bisa mengendalikan perasaan ketika dihadapi situasi yang menyedihkan. Ia selalu berusaha untuk menetralkan perasaannya dan tidak “terhanyut situasi.”

“Apalagi sekarang zaman Covid-19 ya. Jujur, aku banyak telepon dari rumah sakit, pasien-pasien Covid-19 Indonesia. Dan itu benar-benar sedih banget, karena mungkin situasinya banyak yang kritis ya, mungkin, aku mikir, ‘wah, siapa tahu aku tuh, suara terakhir yang mereka dengar sebelum mereka meninggal,’” cerita perempuan yang hobi menari tarian tradisional Indonesia ini.

Kalimat dalam Bahasa Indonesia yang diucapkan oleh Sandra terkadang membantu para pasien yang tengah berjuang melawan Covid-19.

“Begitu aku ngomong, meng-introduce myself gitu, katanya, ‘wah pasiennya kayaknya bereaksi deh.’ Wah, mungkin gara-gara aku mereka tuh bangun gitu, karena dengar, ‘Bapak, bapak, ini aku, Sandra. Aku akan bantu bapak menerjemahkan.’ Kadang-kadang ikut sedih, tapi ikut senang juga bisa membantu,” kenang perempuan yang pernah tinggal di Solo dan Jakarta ini.

Sandra juga harus tetap tenang dalam membantu para pasien, khususnya ketika menerima panggilan darurat 911. Walau hanya “3-4 menit,” tapi “benar-benar penting.”

“Aku juga mesti secara enggak langsung tuh menenangkan mereka gitu, it’ll be okay, nggak apa-apa, aku di sini nemenin sampai semua beres,” katanya.

Salah satu panggilan terberat yang pernah ia terima adalah ketika harus membantu seorang anak korban pelecehan seksual melalui telepon.

“Buat aku tuh berat banget, karena aku juga punya anak. Orang tuanya juga bingung, galau, nangis, terus anaknya juga, gimana ya korban sexual abused gitu lho,” ujar Ibu yang memiliki dua anak ini.

“Tapi aku mesti bilang ke diriku sendiri, aku mesti nolong karena orang tuanya enggak bisa atau enggak fasih bahasa inggris. Jadi aku harus nolong, meskipun topiknya benar-benar yang gelap sekali, tapi aku harus tegar. Aku harus bisa,” tegasnya.

Sebagai caranya untuk menenangkan diri saat dihadapi situasi sedih atau yang menimbulkan stres, biasanya Sandra melakukan latihan pernapasan dan menenangkan diri.

“Pokoknya nenangin diri dulu. Yang penting udah selesai, udah nolong mereka, udah. You did your best, gitu. Harus fokus harus benar-benar fokus. Again, enggak bisa terhanyut emosi, kalau enggak, aku enggak bisa membantu 100 persen.”

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya