Misteri Danau Berisi Ratusan Tengkorak Manusia di Himalaya yang Belum Terpecahkan

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 26 Juli 2021 07:03 WIB
Gunung Himalaya. (Foto: Uttam Panwar/Getty Images/BBC)
Share :

Kemudian, setelah analisis forensik dilakukan pada 2004, teori terbaik adalah bahwa sekelompok peziarah India, baik pria maupun perempuan, dibantu oleh portir lokal dari wilayah tersebut, dihantam oleh hujan es raksasa di Roopkund dalam satu peristiwa di abad ke-9, demikian kesimpulan dari cedera perimortem pada tengkorak yang ditemukan di lokasi tersebut.

Mereka diyakini melakukan ziarah Hindu yang dilakukan sekali dalam 12 tahun yang disebut Nanda Devi Raj Jat Yatra, sebuah tradisi kuno yang berlanjut hingga hari ini. Roopkund berada di tengah perjalanan ke Homkund, tujuan akhir dari perjalanan kaki yang sulit ini. 

Veena Mushrif-Tripathy, profesor arkeologi di Deccan College di Pune, India, adalah bagian dari tim yang melakukan penyelidikan pada 2004.

Dia menceritakan tim menyimpulkan teori peziarah sebagai yang paling masuk akal karena tidak ada senjata ditemukan di lokasi, menunjukkan penyebab kematian bukanlah serangan dan bahwa mereka bukan tentara.

Mereka juga menemukan sisa-sisa alat musik, dan di sisi lain, ada cerita rakyat kuno tentang peziarah yang bepergian di Nanda Devi Raj Jat Yatra.

Analisis DNA, kata Mushrif-Tripathy, mengungkapkan kumpulan tengkorak itu adalah kelompok pria dan perempuan dengan rentang usia yang luas, yang semakin memperkuat hipotesis ini.

Ketika saya berjalan kaki ke Roopkund, teori ini diberikan sebagai penjelasan untuk tulang-tulang yang ditemukan di danau itu.

Kami juga disuguhi dengan kisah-kisah fantastik tentang dewi-dewi yang marah, peziarah yang tidak sopan, dan penari yang berubah menjadi batu. 

Setiap tempat perkemahan, setiap kolam dan begitu banyak landmark lainnya di jalan dipenuhi dengan kisah rakyat yang rumit. 

Campuran memabukkan dari pemandangan alam yang menakjubkan dan mitologi yang memukau ini mengubah Roopkund yang mengerikan menjadi rasa ingin tahu yang memesona.

Maka, tak mengherankan bahwa Roopkund secara tidak sengaja mendorong dengan cepat komersialisasi dunia trekking India.

Pada tahun 2009, sebuah perusahaan yang berbasis di Bengaluru meluncurkan perjalanan trekking kelompok yang terjangkau ke Roopkund yang dapat dipesan secara online. 

Ledakan teknologi informasi di India telah menyebabkan meningkatnya pendapatan yang kemudian memicu perjalanan ke lereng Himalaya India yang baru dapat diakses, yang sampai saat itu sebagian besar hanya bisa dieksplorasi oleh jenis pegunungan yang kuat.

Bisa ditebak, pendaki India berbondong-bondong melakukan perjalanan trekking Roopkund yang sulit namun sangat memuaskan.

Menyusul keberhasilan ini, perusahaan serupa menjamur di seluruh negeri, mempopulerkan lebih banyak jalur melintasi Himalaya untuk memenuhi permintaan yang berkembang pesat, yang kemudian sangat didukung oleh munculnya media sosial.

Sayangnya, sisi negatif dari komersialisasi ini adalah banyaknya kerusakan lingkungan di Himalaya.

Hari ini, rute trekking Roopkund tidak dapat diakses karena larangan pemerintah untuk berkemah di bugyal yang ekosistemnya terancam serta banyak dieksploitasi.

Dari beberapa peristiwa selama 1.000 tahun

Setahun setelah kunjungan saya, pada 2010, genom manusia purba pertama diurutkan, dengan cepat merevolusi cara kita mempelajari masa lalu kita. Segera, misteri tengkorak manusia di Roopkund kembali dibangkitkan.

Sebanyak 38 sampel tulang diteliti dari sisa-sisa kerangka yang disimpan di Survei Antropologi India, Kolkata, dikirim ke 16 laboratorium di seluruh dunia untuk analisis genomik dan biomolekuler.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya