NEW YORK - Sebelas perempuan menceritakan pelecehan seksual yang mereka alami dari Gubernur negara bagian New York, Amerika Serikat (AS), Andrew Cuomo, dalam investigasi independen yang diumumkan pada Selasa (03/08).
Salah satu korban Cuomo, seorang polisi perempuan, mengatakan Cuomo menggerakkan tangannya dari perut ke pinggul perempuan tersebut, saat dia membukakan pintu untuk sang gubernur.
Korban lain menggambarkan Cuomo menggerayangi tubuh dan menyentuh payudaranya. Sedangkan yang lain mengatakan, Cuomo mengeluh kepadanya bahwa selama pandemi dia kesepian dan "ingin disentuh".
Kesaksian mereka menjadi babak terbaru dalam #MeToo, gerakan sosial yang mengekspos kekerasan seksual yang dialami para perempuan di dunia hiburan, politik,dan bisnis yang selama ini tertutup rapat.
Jaksa Agung New York Letitia James mengatakan Cuomo melakukan pelecehan seksual terhadap 11 perempuan dan menciptakan lingkungan ‘toxic’ di tempat kerja.
(Baca juga: Di Tengah 'Lockdown', Australia Capai Rekor Baru Penularan Covid-19)
Pernyataan itu disampaikan James setelah pihaknya melakukan penyelidikan independen selama lima bulan terhadap 200 orang, termasuk staf Cuomo dan sejumlah perempuan yang mengaku mengalami pelecehan seksual oleh Cuomo.
"Penyelidikan independen menyimpulkan bahwa Gubernur Andrew Cuomo melecehkan banyak perempuan secara seksual, dan dengan melakukan itu, telah melanggar undang-undang federal dan negara bagian," terangnya.
James menyebut Cuomo terbukti memegang, mencium, hingga berkomentar ofensif terhadap 11 perempuan di kantornya.
(Baca juga: Bos Mafia Narkoba Ditangkap Usai Buron 2 Tahun)
Setelah pengumuman hasil investigasi, Presiden AS Joe Biden meminta Cuomo mengundurkan diri.
Namun dalam tanggapannya, Cuomo membantah menyentuh siapa pun secara tidak pantas dan bersumpah untuk tetap menjabat.
Cuomo bisa menghadapi kemungkinan penyelidikan kriminal dan pemakzulan atas kasus ini.