Laporan Perubahan Iklim Dirilis, Sekjen PBB Sebut 'Kode Merah untuk Umat Manusia'

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 09 Agustus 2021 17:15 WIB
Asap mengepul dari pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di Eropa, Belchatow di dekat Belchatow. (Reuters)
Share :

NEW YORK – Panel dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan mengenai perubahan iklim, menyatakan bahwa dunia sudah sangat dekat dengan apa yang disebutnya sebagai 'pemanasan yang tak terkendali' dalam sebuah laporan pada pada Senin (9/8/2021).

Dalam laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) para ilmuwan memperingatkan bahwa tingkat gas rumah kaca di atmosfer sudah cukup tinggi untuk menjamin gangguan iklim selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad.

BACA JUGA: Joe Biden Sebut Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi Saat Pidato tentang Perubahan Iklim 

Gangguan iklim itu muncul bersama dengan gelombang panas yang mematikan, badai raksasa dan cuaca ekstrem lainnya yang saat ini telah terjadi sekarang, dan kemungkinan akan menjadi lebih parah.

Menggambarkan laporan itu sebagai "kode merah untuk umat manusia", Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mendesak diakhirinya penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya yang sangat berpolusi.

"Lonceng alarm memekakkan telinga," kata Guterres dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters. “Laporan ini harus membunyikan lonceng kematian untuk batu bara dan bahan bakar fosil, sebelum mereka menghancurkan planet kita. 

BACA JUGA: Sri Mulyani: Indonesia Butuh Rp3.779 Triliun Atasi Perubahan Iklim

Laporan IPCC itu dirilis hanya tiga bulan sebelum konferensi iklim utama PBB yang dikenal sebagai COP26 di Glasgow, Skotlandia, di mana negara-negara akan berada di bawah tekanan untuk menjanjikan aksi iklim yang jauh lebih ambisius, dan pendanaan substansial untuk melakukannya.

Berdasarkan lebih dari 14.000 studi ilmiah, laporan tersebut memberikan gambaran paling komprehensif dan terperinci tentang bagaimana perubahan iklim mengubah dunia alami, dan apa yang masih bisa terjadi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya