Misteri Rahasia Peradaban Maya Bertahan Hidup di Tengah Kondisi Geografis dan Cuaca Ekstrem Selama Ribuan Tahun

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Minggu 15 Agustus 2021 11:57 WIB
Peradaban kuno maya (Foto: World History Encyclopedia)
Share :

  • Pemurnian zeolit: Memberi minum seribu tahun suku Maya

Para peneliti di balik penemuan ini mengatakan, penggunaan zeolit oleh suku Maya adalah penggunaan mineral tertua yang diketahui untuk pemurnian air di dunia.

Lebih tua dibandingkan sistem penyaringan pasir yang dikembangkan oleh ilmuan Inggris Robert Bacon pada tahun 1627, sekitar 1.800 tahun lalu.

Sistem penyaringan air bertenaga zeolit ditemukan suku Maya, yang menurut para peneliti tampaknya dibangun sekitar 164 SM.

Lebih awal dibandingkan sistem filter kain yang dikenal dengan lengan Hippocrates yang dikembangkan di Yunani kuno sekitar 500 SM.

Walaupun terpisah waktu yang jauh, metode Maya ternyata jauh lebih efektif dalam menghilangkan kontaminan tak terlihat seperti bakteri atau timbal.

"Saya penduduk asli Amerika dan saya selalu terganggu dengan pandangan arkeolog dan antropolog yang secara tradisional memandang penduduk asli Amerika tidak mengembangkan teknologi yang ditemukan di tempat kuno lain seperti Yunani, Mesir, India atau China," kata Kenneth Tankersley, ahli geologi arkeologi di University of Cincinnati dan penulis utama studi yang mendokumentasikan penggunaan zeolit oleh suku Maya.

"Sistem ini (zeolit) memberikan suku Maya air minum yang aman lebih dari seribu tahun and sistem penyaringan lain yang dikenal di era itu adalah primitif jika dibandingkan dengannya - seperti metode penyaringan Yunani yang hanyalah kantong kain,” lanjutnya.

Kota Tikal terletak di di Guatemala bagian utara dan di wilayah ini hanya ada dua musim: sangat hujan atau sangat kering.

Yang lebih menantang, di saat musim hujan, air dengan cepat terserap ke dalam tanah yang merupakan lanskap karst - penuh dengan lubang dan gua.

Air terserap ke dalam kira-kira 200 meter di bawah permukaan tanah, jauh dari jangkauan suku Maya.

Tanpa sumber air tawar di dekatnya, penduduk kota metropolitan kuno di Amerika Tengah itu harus menemukan cara untuk menampung air ketika musim hujan tiba.

Di situlah reservoir masuk - dan karena Tikal berpusat di sekitar bukit, suku Maya dapat memanfaatkan lereng untuk menyalurkan air ke reservoir tersebut.

Bahkan alun-alun pusat yang besar, terletak di antara Kuil Satu dan Dua dan diapit oleh akropolis utama, diaspal dengan batu-batu besar yang semuanya ditempatkan di lereng untuk mengalirkan air ke kanal-kanal lalu bermuara di waduk kuil dan istana di dekatnya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya