Misteri Rahasia Peradaban Maya Bertahan Hidup di Tengah Kondisi Geografis dan Cuaca Ekstrem Selama Ribuan Tahun

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Minggu 15 Agustus 2021 11:57 WIB
Peradaban kuno maya (Foto: World History Encyclopedia)
Share :

  • Cadangan air puluhan juta liter

Waduk istana diperkirakan pernah menyimpan 31 juta liter air. Sementara, waduk Corriental yang dimurnikan dengan zeolit diperkirakan memiliki kapasitas 58 juta liter pada masa jayanya.

Penemuan sistem filtrasi Corriental muncul dari penelitian lapangan yang dilakukan sekitar tahun 2010, ketika para peneliti mengumpulkan 10 sampel inti sedimen dari empat waduk Tikal.

Inti-inti ini mengungkapkan bahwa tingkat kontaminasi berbahaya dari logam berat merkuri dan tanda-tanda ledakan alga beracun menjangkiti waduk Istana dan Kuil di dekat inti Tikal pada abad ke-9.

Tapi hampir sama mencoloknya dengan kontaminasi itu sendiri adalah fakta bahwa reservoir Corriental tetap murni bahkan ketika waduk Istana dan Kuil menjadi beracun.

Suku Maya mengandalkan curah hujan musiman untuk persediaan air mereka, yang mereka kumpulkan di waduk.

Ketika Tankersley melihat lebih dekat pada sampel Corriental, ia menemukan empat lapisan pasir terpisah yang menampilkan potongan kuarsa kristal dan zeolit yang tidak muncul di reservoir lain mana pun.

Ketika tim mensurvei daerah sekitarnya tidak ada sumber alami pasir jenis ini, apalagi zeolit, membuat para peneliti menyimpulkan bahwa bahan tersebut sengaja dibawa untuk digunakan sebagai filter di pintu masuk reservoir.

Secara kebetulan, salah satu peneliti di proyek tersebut mengetahui adanya depresiasi sekitar 30 kilometer timur laut Tikal yang menampilkan pasir yang tampak serupa yang dikenal sebagai Bajo de Azúcar.

Menurut penduduk setempat, wilayah itu memiliki air sebening kristal dan rasanya manis.

Pengujian mengungkapkan bahwa batu dan pasir Bajo de Azúcar mengandung zeolit. Besar kemungkinan, dari sana lah zeolit di Corriental berasal.

"Tanpa mesin waktu, kami tidak tahu persis apa yang terjadi," kata Tankersley,

"Tetapi tidak perlu banyak kesimpulan untuk membayangkan seseorang dari Tikal berpikir kika air manis dan bersih keluar dari tuf vulkanik kristal ini, mungkin kita bisa mematahkannya dan menggunakannya untuk membuat air kita bersih juga,” lanjutnya.

Para peneliti memiliki hipotesis bahwa pasir zeolit mungkin terjepit di antara lapisan anyaman daun tanaman yang disebut petates untuk membuat filter.

Filter-filter itu mungkin kemudian ditanam di dinding berpori dari batu bata kapur yang dipasang suku Maya di jalur air yang mengalir ke reservoir.

Menurut penelitian, pasir dengan sendirinya akan membuat air terlihat jernih, tetapi tidak akan berdampak pada mikroba atau merkuri.

Dengan penambahan zeolit, suku Maya mendapatkan air jernih yang juga bersih bahkan menurut standar saat ini.

"Suku Maya mungkin tidak mengerti apa yang dilakukan zeolit secara khusus, tetapi mereka memahami pentingnya menjaga kebersihan air," kata Lisa Luce, antropolog dari Universitas Illinois.

"Mereka menggunakan teknologi dan pengetahuan tentang lingkungan untuk memurnikan air minum mereka,” ujarnya.

Empat lapisan pasir yang mengandung zeolit menunjukkan bahwa filter tersebut terkikis oleh air banjir selama musim hujan yang sangat deras dan kemudian dibangun kembali beberapa kali.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya