Ketika ribuan orang mencoba melarikan diri dari negara itu, para militan telah bersumpah tidak akan ada "balas dendam pada siapa pun" dan berjanji untuk memberikan amnesti kepada pekerja Pemerintah. Namun, laporan tentang kekejaman telah muncul di provinsi selatan Kandahar.
(Baca juga: AS Kirim Lebih Banyak Petugas Konsuler Bantu Evakuasi Afghanistan)
Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari Afghanistan pada Minggu (15/8) ketika gerilyawan merebut kota itu dan kemudian menyerbu istana kepresidenan.
Adapun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah dikritik secara luas atas langkah tersebut, sementara banyak politisi mengakui bahwa mereka terkejut dengan kecepatan serangan kelompok militan tersebut.
(Susi Susanti)