Apakah Biden Terbelenggu Perjanjian AS-Taliban yang Diteken Pemerintahan Trump?

Agregasi VOA, Jurnalis
Sabtu 21 Agustus 2021 07:33 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: AP via VOA)
Share :

  • Kemajuan cepat Taliban picu pertanyaan

Pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, yang jauh lebih cepat daripada yang dibayangkan pejabat-pejabat kedua pemerintahan, telah memicu pertanyaan dari beberapa pejabat era Trump tentang apakah syarat-syarat dan ketentuan dalam perjanjian itu – dan keputusan pasca penandatanganan perjanjian itu – cukup untuk melindungi Afghanistan begitu militer Amerika ditarik mundur.

Perjanjian bersejarah itu merupakan bagian dari diplomasi tingkat tinggi, yang membutuhkan kepercayaan pada Taliban sebagai mitra perdamaian potensial. Perjanjian itu ditandatangani meskipun ada skeptimisme dari warga Afghanistan yang telah lelah berperang dan takut kehilangan wewenang dalam pembagian kekuasaan apapun.

Pakar Afghanistan yang pada masa pemerintahan Trump menjabat sebagai Direktur Dewan Keamanan Nasional Bagi Asia Selatan dan Asia Tengah, Lisa Curtis, kepada Associated Press, mengatakan “perjanjian Doha ini merupakan perjanjian yang sangat lemah, dan Amerika seharusnya mendapatkan lebih banyak konsesi dari Taliban.” Ia menyebut perjanjian untuk percaya bahwa Taliban mungkin tertarik pada perdamaian abadi merupakan “angan-angan.”

Curtis menjelaskan hasil perjanjian itu sangat berpihak pada Taliban, dan ikut merongrong pemerintahan Presiden Ashraf Ghani. Ghani meninggalkan negara itu, Minggu (15/8), dan kini berada di Uni Emirat Arab, negara yang telah memfasilitasi pembebasan 5.000 tentara Taliban tanpa konsesi yang sepadan dari Taliban.

“Mereka ingin pasukan Amerika keluar, dan mereka ingin mengambilalih negara itu secara militer, dan mereka yakin dapat melakukannya,” ujar Curtis tentang Taliban.

“Itu sangat jelas!,” tambahnya.

Perjanjian itu menyerukan pada Amerika untuk memperkecil jumlah personel pasukan dari 13.000 orang menjadi 8.600 orang dalam waktu tiga hingga empat bulan, sementara sisa pasukan Amerika ditarik dalam 14 bulan, atau selambat-lambatnya pada 1 Mei 2021.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC yang diudarakan Kamis (19/8), Biden dikonfrontir dengan pertanyaan soal tenggat penarikan pasukan yang harus dipenuhinya tak lama setelah menjabat.

Biden menjawab “Apakah saya mengatakan pasukan sedianya bertahan? Apakah tidak berarti kita harus mengirim lebih banyak pasukan lagi?” Tanpa perjanjian yang disepakati pemerintah Trump sekalipun, tegas Biden, ia “akan berupaya mencari cara untuk menarik mundur pasukan,” dan bahwa “tidak ada saat yang tepat untuk meninggalkan Afghanistan.”

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya