"Sangat mudah bagi seorang pembom bunuh diri untuk menyerang koridor yang dipenuhi orang dan peringatan telah dikeluarkan berulang kali," kata Ahmedullah Rafiqzai, seorang pejabat Afghanistan yang bekerja di Direktorat Penerbangan Sipil di bandara Kabul, kepada Reuters.
"Tetapi orang-orang tidak mau pindah, mereka memiliki tekad untuk meninggalkan Afghanistan dan mereka tidak takut mati," tambahnya.
Militan Taliban telah berjanji untuk memberikan keamanan di luar bandara, tetapi laporan intelijen tentang ancaman segera dari ISIS tidak dapat diabaikan, seorang diplomat negara NATO di ibu kota Afghanistan mengatakan pada Kamis.
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden diberi pengarahan pada Rabu tentang ancaman dari kelompok militan ISIS-K serta rencana darurat untuk evakuasi.
Biden telah memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan, untuk mematuhi kesepakatan dengan Taliban, meskipun sekutu Eropa mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengeluarkan orang.
Dalam 11 hari sejak Taliban menyapu Kabul, Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa lebih dari 88.000 orang, termasuk 19.000 orang dalam 24 jam terakhir.
Militer AS mengatakan pesawat lepas landas setara dengan setiap 39 menit.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sedikitnya 4.500 warga Amerika dan keluarga mereka telah dievakuasi dari Afghanistan sejak pertengahan Agustus, dan Kementerian Luar Negeri menjangkau sekitar 1.500 orang yang masih tinggal di sana.