Sebelumnya, Presiden Joe Biden berikrar AS akan memburu para pelaku serangan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 170 orang, termasuk 13 tentara AS.
"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar," kata Biden seraya menyiratkan bahwa para pelaku mungkin berasal dari penjara yang dibuka Taliban.
Biden juga merujuk kelompok ISIS-K, yang disebut-sebut sebagai pihak yang berada di balik serangan di luar Bandara Kabul.
"Kami tidak akan gentar oleh teroris-teroris. Kami tidak akan menghentikan misi. Kami akan melanjutkan evakuasi," tegas Biden sembari menambahkan bahwa AS akan membalas para pelaku serangan pada Jumat (27/08).
Hingga Jumat (27/08), sebanyak 104.000 warga sipil telah dievakuasi dari Afghanistan, termasuk 66.000 orang dari AS serta 37.000 individu dari negara sekutu dan mitra AS.
Seorang pejabat kesehatan senior Afghanistan kepada BBC mengatakan dua ledakan di bandar udara Kabul "menewaskan setidaknya 60 orang, 140 lainnya luka-luka".
Pejabat militer AS mengatakan 13 tentara mereka tewas dalam insiden ini, bersama sejumlah warga sipil Afghanistan.
Satu ledakan terjadi di Gerbang Abbey, tempat pasukan Amerika dan Inggris bertugas membantu evakuasi.
Ledakan kedua terjadi di satu hotel di dekatnya.
Setidaknya satu ledakan adalah bom bunuh diri, yang terjadi tak lama setelah AS dan sekutunya menyatakan terdapat ancaman besar serangan teroris dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.