Sidang tahunan di markas besar PBB di New York ini bisa dikatakan merupakan panggung global terbesar bagi para pemimpin dunia, di mana mereka menggunakan kesempatan untuk menjelaskan topik-topik yang menjadi kepentingan global dan regional di hadapan majelis yang beranggotakan 193 negara. Tahun ini hanya sekitar 100 kepala negara yang menyatakan akan hadir secara langsung. Selebihnya seperti pemimpin China, Iran, Mesir dan Somalia telah memberitahu bahwa mereka akan mengirim pidato yang sudah direkam sebelumnya, .
Ideal vs Realitas
Tetapi visi Biden yang bersifat global, kooperatif dan optimistis berbenturan dengan realitas yang ada. Jumat lalu (18/9/2021) sekutu terkuat Amerika, Prancis, memanggil pulang duta besarnya di Amerika dan Australia. Prancis mengungkapkan kemarahannya atas “tikaman” yang dilakukan kedua negara itu ketika kesepakatan kapal selam nuklir mereka membatalkan kesepakatan Prancis-Australia yang bernilai hampir USD70 miliar untuk membuat kapal selam konvensional.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui telepon. Macron tidak berencana datang ke New York. Psaki menolak mengatakan apakah pemerintah Biden akan membuat isyarat pembayaran kompensasi kepada Prancis.
Di luar sidang Majelis Umum PBB, Biden juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Biden juga akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak tentang Covid-19 serta bertemu dengan Perdana Menteri India Narenda Modi dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. Keduanya adalah anggota dari apa yang disebut sebagai “The Quad” – dialog strategis yang juga mencakup Australia. “The Quad” ini dipandang sebagai benteng melawan pengaruh China yang terus meningkat.
(Rahman Asmardika)