NEW JERSEY - Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) memiliki segudang cerita setelah para pengungsi Afghanistan tiba di sana. Peristiwa ini bisa jadi momentum membahagiakan, layaknya kabar kelahiran 24 bayi di sini atau pernikahan pada pekan lalu.
Atau mungkin momen itu berupa obrolan tentang trauma di antara para pengungsi atau warga Afghanistan yang memunguti pakaian di atas meja lipat setelah benar-benar kehilangan segalanya.
Namun, ada perasaan bahwa peristiwa kehidupan dengan segala kompleksitasnya bergulir begitu saja bagi lebih dari 9.300 pengungsi Afghanistan yang datang untuk menyebut pangkalan militer Amerika Serkat (AS) di New Jersey sebagai rumah selama sebulan terakhir atau lebih dan mungkin bagi mereka yang berada di sini untuk beberapa waktu.
Pangkalan Bersama McGuire-Dix-Lakehurst adalah salah satu dari delapan lokasi di AS yang menampung puluhan ribu warga Afghanistan yang melarikan diri dalam penerbangan evakuasi AS saat negara itu keluar dari Afghanistan bulan lalu pascakalah perang dengan Taliban.
Berupaya membuat mereka merasa disambut, para pejabat di sini menyebut warga Afghanistan sebagai "tamu" mereka.
(Baca juga: PBB: 635.000 Warga Afghanistan Terusir Tahun Ini)
Tanda-tanda tantangan logistik yang membengkak ada di mana-mana. Pekerja bangunan mendorong tumpukan kerikil dan menambah luas tenda-tenda putih yang menampung para pengungsi.
Pakaian disampirkan di pagar rantai, mungkin sedang dijemur. Anak-anak ada di mana-mana.
Mungkin tidak mengherankan, tantangan yang tak terlihat sama menakutkannya, terutama terkait kesehatan mental.
(Baca juga: Bocah 5 Tahun Pengungsi Afghanistan yang Makan Jamur Beracun Meninggal di Polandia)
“Setiap orang telah melalui pengalaman yang traumatik sejak melarikan diri dari Afghanistan,” kata pejabat militer AS yang memberikan arahan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di luar asrama khusus wanita.