Charlie sendiri memang memiliki kedekatan dengan Indonesia karena neneknya merupakan orang Lampung. Ia beberapa kali datang ke Indonesia untuk berwisata karena sang ayah yang lahir di Sorong, Papua ingin menengok negara tempat kelahirannya.
“Saya sendiri menetap di Jogja sejak 2009, sebenarnya tujuan kerja untuk HAM, awalnya seharusnya di Papua, tapi saya datang ke Jogja untuk belajar Bahasa Indonesia. Tapi kemudian LSM saya ada masalah, kerja tidak jadi tapi sudah ketemu suami jadi ya sudah akhirnya semakin cepat tinggal di Jogja,” lanjut dia tertawa.
Saat ini, kala usaha bidang wisatanya lesu, Charlie terus menyibukkan diri di dunia kuliner. Hari-harinya dihabiskan untuk meracik hidangan mi ayam dan menyajikan bagi para pembeli. Penghasilannya menurun drastis, namun ia tetap bersyukur bisa bertahan dengan daya usaha yang dimampu. Apalagi kini ia dan suami memiliki dua anak berusia 5 dan 2 tahun yang harus diberikan kehidupan layak.