LUMAJANG - Demi selamatkan anaknya yang disabilitas, seorang ibu tua harus bersusah payah mendorong anaknya menggunakan kepala menaiki bukit. Itu ia lakukan saat awan panas Gunung Semeru menerjang dusunnya.
Kala itu, awan panas begitu hebat menerjang dari kawah puncak Semeru. Bahkan, Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang-Malang putus, pada Sabtu 4 Desember 2021 pada pukul 15.00 WIB.
Baca Juga: Ketika Bupati Lumajang Murka Lihat Penambang Pasir Beroperasi saat Semeru Berduka
Dari ribuan warga yang berupayah menyelamatkan diri. Banyak cerita tragis, seperti salah satunya di alami Ngatri (50) warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, Candipuro.
Ia harus menyelamatkan diri bersama seorang putranya berusia 25 tahun yang mengalami tidak bisa jalan. Ngatri harus berlari menaiki bukit demi menghindari dari kejaran dan kepungan awan panas sambil memanggul dan mendorong anaknya menaiki bukit.
"Saat awan panas tiba-tiba datang dan awan mendadak menjadi gelap. Saya berinisiatif menyelamatkan diri, sambil mendorong anak saya dengan kepala," cerita Ngatri.
Ngatri merupakan janda dua anak yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani. Anak pertama Ngatri sudah berkeluarga, setiap harinya Ngatri tinggal bersama anak nomor dua yang berkebutuhan khusus.
Sejumlah warga dan aparat TNI-Polri, baik dari Polsek dan Koramil Candipuro bersama wakil bupati langsung memberikan pertolongan kepada masyarakat yang menjadi korban terjangan awan panas di Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca Juga: Seminggu Pasca Erupsi Gunung Semeru, Ratusan Warga Masih Bertahan di Tempat