Sebagai bagian dari skema wajib selama setahun, lulusan dari universitas dan institusi pendidikan tinggi lainnya mendapatkan instruksi dari tentara.
Lamaran pernikahan dibuat selama program pelatihan di Negara Bagian Kwara barat. Tidak jelas kapan itu terjadi, tetapi sebuah video terkait lamaran tersebut muncul pekan lalu.
Banyak pengguna media sosial mengucapkan selamat kepada pasangan itu, dan memuji pria itu karena melamarnya. Yang lain menggoda prajurit itu.
Juru Bicara Militer Jenderal Clement Nwachukwu mengatakan bahwa tentara tersebut telah melanggar kode etik militer, serta kebijakan media sosialnya.
"Perilakunya merugikan ketertiban dan disiplin militer,” kata Jenderal Nwachukwu kepada BBC.
"Tugas (pelatih) adalah untuk melatih anggota korps pemuda dan tidak terlibat dalam hubungan asmara dengan salah satu dari mereka," tambahnya.
NYSC belum berkomentar terkait kasus ini.
(Rahman Asmardika)