Sejarah Hari Ini: Setelah Penyanderaan 444 Hari, Iran Bebaskan 52 Warga AS

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 20 Januari 2022 13:24 WIB
Salah satu sandera dari Kedubes AS di Teheran ditunjukkan kepada publik, 9 November 1979. (Foto: AP)
Share :

Operasi yang dimulai pada 24 April itu melibatkan delapan unit helikopter Sikorsky RH-53D yang berangkat dari kapal induk USS Nimitz, dan satu unit pesawat transpor C130-Hercules.

Namun, konvoi helikopter tersebut dihantam badai gurun dahsyat membuat tiga di antaranya tidak dapat digunakan. Kehilangan tiga helikopter, komandan operasi Kolonel Charles Alvin Beckwith mengusulkan misi tersebut dibatalkan.

Celakanya, setelah misi dibatalkan salah satu helikopter yang beroperasi bertabrakan dengan pesawat pengisi bahan bakar, menyebabkan delapan prajurit AS dan seorang warga sipil Iran tewas, serta melukai beberapa lainnya.

Tiga bulan setelah Operasi Cakar Elang, pada 27 Juli 1980, Shah Mohammad Reza Pahlevi meninggal dunia karena kanker yang dia derita. Namun, wafatnya Shah Pahlevi tidak lantas membuat penyanderaan berakhir.

Pada November 1980, Jimmy Carter kalah dalam pemilihan presiden dari saingannya Ronald Reagan, yang melanjutkan upaya negosiasi dengan Teheran.

Dengan bantuan Pemerintah Aljazair sebagai penengah, Iran dan AS menyepakati penyelesaian krisis yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun itu.

Di hari inagurasi Reagan, Pemerintah AS mencairkan hampir USD8 miliar (saat ini setara dengan USD24 miliar atau Rp321 triliun) aset Iran yang dibekukan Washington dan Teheran melepaskan 52 sandera yang masih ditahan.

Para sandera diterbangkan ke Aljazair, yang berperan sebagai penengah dalam proses negosiasi, sebelum diterbangkan ke Jerman Barat dan selanjutnya ke New York.

Krisis penyanderaan ini sampai sekarang masih mempengaruhi hubungan antara Iran dan AS yang selalu tidak bersahabat.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya