Kaleeswaram Raj menilai tidak masuk akal seorang guru ingin mengamati ekspresi wajah pelajar guna memutuskan apakah dia mengikuti pelajaran atau tidak.
"Tapi pengelola sekolah tidak bisa berkeras tidak akan membolehkan para pelajar menutupi rambut mereka untuk mempertahankan keseragaman. Ini tidak diizinkan oleh Konstitusi. Masalah ini sepertinya akan diselesaikan di pengadilan," tambahnya.
Beberapa pertemuan antara pejabat sekolah, perwakilan pemerintah, dan keenam siswi gagal menuntaskan masalah ini.
Sementara itu, Kepala Sekolah, Rudre Gowda, menuduh keenam siswi tersebut menggunakan media sosial untuk memperoleh simpati. Dia menuding mereka kerap datang ke sekolah setelah gerbang ditutup dan melakukan swafoto, beberapa di antaranya telah viral.
Satu dari enam siswi berhijab, Almas AH, membantah tudingan sang kepala sekolah. Menurutnya, foto viral yang memperlihatkan mereka duduk di tangga sekolah diambil untuk menangkis laporan media bahwa mereka diperbolehkan masuk kelas.
"Kami semua pergi ke sekolah setiap hari walaupun tidak diperbolehkan masuk kelas sehingga kami tidak diberitahu belakangan bahwa jumlah kehadiran kami tidak cukup (untuk mengikuti ujian)."
(Fahmi Firdaus )