Rusia Akui Republik Donbass, Trump: Berikutnya China Akan Kuasai Taiwan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 24 Februari 2022 10:32 WIB
Presiden Ke-45 Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: Reuters)
Share :

NEW YORK – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprediksi bahwa setelah Rusia mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) dari Ukraina pada Senin (21/2/2022), China juga akan turut mengambil langkah dan berusaha menguasai Taiwan.

Berbicara di acara radio “The Clay Travis and Buck Sexton Show” pada Selasa (22/2/2022) Trump mengatakan bahwa dia merasa Putin telah lama ingin mengambil alih Ukraina.

BACA JUGA: Donald Trump dan Keluarganya Diperiksa di Pengadilan New York

“Saya pikir dia (Putin) melihat peluang ini,” klaim Trump tentang Presiden Rusia itu sebagaimana dilansir Sputnik. “Saya tahu bahwa dia selalu menginginkan Ukraina. Saya pernah berbicara dengannya tentang hal itu. Saya berkata, 'Anda tidak bisa melakukannya. Anda tidak akan melakukannya.’ Tapi saya bisa melihat bahwa dia menginginkannya,” kata Trump sebelum menambahkan bahwa “China akan menjadi yang berikutnya (mengambil langkah)”.

Ditanya pembawa acara apakah ini berarti China akan berusaha mengambil alih Taiwan, Trump menjawab: “Tentu saja”.

Dia menyalahkan Pemerintahan Presiden Joe Biden atas situasi yang terjadi di Ukraina saat ini, berulangkali mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi jika dia yang menjabat sebagai Presiden AS.

Trump mengibaratkan Putin dan Presiden China Xi Jinping seperti “saudara kembar”, menyebut bahwa yang satu menginginkan Ukraina dan yang satu lagi menginginkan Taiwan.

Berbicara pada Selasa, Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa pengakuan Putin atas Republik Donbass, sebutan kolektif untuk wilayah Donetsk dan Luhansk, sebagai “awal dari invasi Rusia ke Ukraina”.

Perkembangan baru ini, menurut Biden, merupakan bukti bahwa peringatan tentang invasi yang disampaikan AS dan media Barat selama berbulan-bulan adalah tudingan yang benar dan merupakan justifikasi untuk menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia.

Hingga saat ini AS mengakui Taiwan sebagai bagian dari China, namun di saat yang sama terus menyalurkan senjata dan dukungan lain terhadap Taipei secara terbuka. Beiing telah mengutuk dukungan Washington untuk Taipei menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap tiga komunike bersama yang menopang hubungan diplomatik AS-China dan intervensi dalam urusan internal China.

“Tidak seorang pun boleh meremehkan tekad, kemauan, dan kemampuan kuat rakyat Tiongkok untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata Xi pada Oktober. Dia menegaskan bahwa “tugas sejarah penyatuan kembali China harus dipenuhi, dan pasti akan dipenuhi.”

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya