BULGARIA - Perdana Menteri (PM) Bulgaria Kiril Petkov telah memecat Menteri Pertahanan Stefan Yanev atas pilihan kata-katanya dalam menggambarkan konflik Rusia-Ukraina, menyebut situasi itu sebagai "intervensi militer" atau "operasi" daripada "perang."
“Menteri pertahanan saya tidak dapat menggunakan kata operasi daripada kata perang,” kata Petkov kepada wartawan, Senin (28/2). “Anda tidak bisa menyebutnya operasi ketika ribuan tentara dari satu dan sisi lain sudah terbunuh,” lanjutnya.
“Kepentingan Bulgaria bukanlah menundukkan kepala kita. Sebaliknya, ketika kita melihat sesuatu yang tidak kita setujui, sesuatu yang begitu jelas, kita tidak bisa diam,” terangnya.
Baca juga: Gedung Putih Tolak Zona Larangan Terbang Ukraina, Bisa Tarik AS dalam Konflik Langsung dengan Rusia
Petkov mengatakan keempat partai dalam koalisi yang berkuasa di Bulgaria setuju untuk menyerukan pengunduran diri Yanev.
Baca juga: Perang Hari ke-5, Rusia Luncurkan 56 Roket dan 113 Rudal ke Ukraina
Seorang menteri pertahanan baru – kabarnya Todor Tagarev, yang menjabat pada 2013 – akan diangkat dalam sidang luar biasa Parlemen yang akan digelar pada Selasa (1/3).
Pemecatan itu terjadi sebagai reaksi atas posting Facebook yang ditulis Yanev. Mengomentari krisis Rusia-Ukraina, menteri pertahanan memperingatkan agar tidak menggunakan kata "perang." Dia mengatakan tidak perlu bagi Bulgaria untuk memihak Rusia, AS, atau sekutu Eropa dalam konflik.
"Tanah air kita yang menderita tidak pantas dikorbankan dalam permainan kekuatan besar,” tulisnya.
Petkov menegurnya atas postingan tersebut, dengan mengatakan, “Tidak ada menteri yang dapat mencoba membuat kebijakan luar negerinya sendiri, terutama di Facebook.” Yanev berargumen bahwa dia menjadi sasaran pemecatan sehingga pemerintah dapat mengangkat seorang menteri pertahanan yang akan lebih bersedia melayani kepentingan asing, dalam beberapa kasus dengan mengorbankan keamanan Bulgaria.
Bulgaria diketahui sudah lama menjadi sekutu dekat Rusia dan merupakan satelit Soviet sebagai anggota Pakta Warsawa selama Perang Dingin. Namun, negara itu bergabung dengan NATO pada 2004 dan menjadi bagian dari Uni Eropa pada 2007. Petkov mengatakan bahwa berdiri dalam solidaritas dengan sekutu Barat adalah cara terbaik untuk memastikan keamanan Bulgaria.
Moskow pekan lalu menutup wilayah udaranya untuk penerbangan dari Bulgaria, setelah negara Balkan itu memblokir maskapai penerbangan Rusia dari wilayahnya sebagai tanggapan atas serangan ke Ukraina.
(Susi Susanti)