BERLIN - Berlin telah menyetujui pengiriman 2.700 rudal anti-pesawat ke Ukraina di tengah invasi Rusia. Menurut kantor berita DPA, senjata yang dimaksud adalah rudal 'Strela' yang dirancang Soviet dari persediaan bekas tentara Jerman Timur.
Tidak seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, hingga 24 Februari lalu, ketika Rusia menginvasi Ukraina, Jerman secara konsisten menolak memberikan senjata mematikan kepada negara Eropa timur itu. Namun, Berlin mengubah posisinya setelah serangan militer Moskow.
DPA juga melaporkan selain rudal anti-pesawat, kementerian pertahanan Jerman sedang mempersiapkan pengiriman senjata lebih lanjut ke Ukraina.
Pada Sabtu (26/2), Berlin mengumumkan keputusan untuk mengirimkan 1.000 senjata anti-tank serta 500 rudal 'Stinger' anti-pesawat ke Ukraina. DPA yang mengutip sumber di pemerintah Jerman mengatakan pengiriman ini telah tiba di Ukraina pada Rabu (2/3), apalagi pihaknya telah memberikan lampu hijau untuk pengiriman senjata buatan Jerman dari Belanda dan Estonia.
Baca juga: Hadapi Putin, Inggris Kirim Kapal Penjelajah Antipesawat yang Bisa Tembakkan 8 Rudal dalam 10 Detik
Kanselir Jerman Olaf Scholz berpendapat pada Sabtu (26/2) bahwa serangan Rusia di Ukraina menandai titik balik dalam sejarah dan tindakan Moskow mengancam tatanan kolektif pasca-perang.
Dia melanjutkan dengan mengatakan dalam situasi ini adalah tugas kita untuk mendukung Ukraina sebaik mungkin dalam pertahanan melawan tentara invasi Vladimir Putin.
Baca juga: Lawan Perang Rusia, Ukraina Serukan Misi Penjaga Perdamaian PBB dan Organisasi Internasional