Evakuasi Warga Sipil Gagal, Putin Minta Uni Eropa Tingkatkan Tekanan di Kiev

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 08 Maret 2022 05:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Reuters)
Share :

RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta Uni Eropa (UE) untuk menekan pihak berwenang Ukraina untuk menghormati hukum humaniter menyusul tiga upaya gencatan senjata yang gagal untuk mengevakuasi warga sipil dari negara itu.

Dalam percakapan telepon dengan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, pada Senin (7/3), Putin mengatakan bahwa berbagai jenis provokasi, termasuk kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan nasionalis Ukraina sejauh ini telah mencegah orang menggunakan koridor kemanusiaan. Hal ini terjadi setelah tiga gencatan senjata sementara yang diumumkan oleh Rusia pada akhir pekan berakhir gagal untuk mengevakuasi warga sipil.

“Presiden Rusia meminta Uni Eropa untuk memberikan kontribusi nyata untuk menyelamatkan nyawa orang, untuk menekan otoritas Kiev dan memaksa mereka untuk menghormati hukum humaniter,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan setelah percakapan antara para pemimpin.

Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan penembakan terus menerus, yang menurut Kiev, membuat evakuasi orang menjadi tidak mungkin.

Baca juga: Telepon Presiden Prancis Selama 2 Jam, Putin Terbuka Lakukan Pertemuan Bahas Pembangkit Nuklir Ukraina

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa Kiev belum memenuhi satu syarat untuk membuat  koridor kemanusiaan.

Baca juga: Bela Perang ke Ukraina, Putin: Orang Donbass Bukan Anjing Liar

Menurut pernyataan Kremlin, Putin mengatakan kepada Michel bahwa militer Rusia mengambil semua tindakan yang mungkin untuk menyelamatkan nyawa warga sipil.

Putin mengatakan ancaman utama datang dari formasi nasionalis yang menggunakan “taktik teroris” dan menggunakan penduduk sebagai tameng manusia.

Michel pun meminta Putin untuk segera menghentikan permusuhan dan memastikan jalur kemanusiaan yang aman dan akses ke bantuan.

Dia mengatakan dia juga menekankan perlunya memastikan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir di tengah permusuhan di Ukraina. Hal ini terkait dengan baku tembak di stasiun nuklir Zaporozhskaya pada 4 Maret, yang saling menyalahkan antara Kiev dan Moskow. Pada Minggu (6/3), Putin mengatakan keamanan fisik dan nuklir" PembangkitListrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhskaya sedang dijaga oleh pasukan Rusia dan personel Ukraina.

Diketahui, Rusia melancarkan serangannya pada 24 Februari lalu dengan alasan diperlukan untuk “demiliterisasi” Ukraina, dan untuk melindungi Donbass dan keamanan nasionalnya sendiri. Barat menganggap serangan itu melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan. Barat pun merespon dengan menjatuhkan sanksi keras terhadap Moskow.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya