Menlu China: Kami Berdiri di Sisi yang Benar Atas Perang Ukraina, Adil dan Objektif

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 21 Maret 2022 10:11 WIB
Menlu China Wang Yi (Foto: Reuters)
Share :

SHANGHAI - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan China berdiri di sisi kanan sejarah atas krisis Ukraina seiring berjalannya waktu dan posisinya sejalan dengan keinginan sebagian besar negara itu.

"China tidak akan pernah menerima paksaan atau tekanan eksternal, dan menentang tuduhan dan kecurigaan yang tidak berdasar terhadap China," kata Wang kepada wartawan pada Sabtu (19/3) malam, menurut pernyataan yang diterbitkan oleh kementeriannya pada Minggu (20/3).

Komentar Wang muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan rekannya dari China Presiden Xi Jinping, pada Jumat (18/3) tentang "konsekuensi" jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina.

 Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, China Punya Sikap yang Beda dari AS dan Eropa

Selama panggilan video, Xi mengatakan kepada Biden bahwa perang di Ukraina harus berakhir sesegera mungkin dan meminta negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengadakan dialog dengan Moskow. Menurut pernyataan Beijing tentang panggilan video itu, Xi tidak menyalahkan Rusia,

Baca juga: AS dan China Bahas Perang Rusia-Ukraina hingga Taiwan, Konflik Dirasa Rumit Tapi Harap Segera Berakhir

Wang mengatakan bahwa pesan terpenting yang dikirim Xi adalah bahwa China selalu menjadi kekuatan untuk menjaga perdamaian dunia.

"Kami selalu berdiri untuk menjaga perdamaian dan menentang perang," kata Wang, mengulangi bahwa China akan membuat penilaian independen.

"Posisi China objektif dan adil, dan sejalan dengan keinginan sebagian besar negara. Waktu akan membuktikan bahwa klaim China berada di sisi yang benar,” lanjutnya.

Pada Sabtu (19/3), Wakil Menteri Luar Negeri Le Yucheng mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia atas Ukraina semakin keterlaluan.

Terkait kedaulatan Ukraina, Beijing telah berulang kali mengatakan bahwa Rusia memiliki masalah keamanan yang sah yang harus ditangani dan mendesak solusi diplomatik untuk konflik tersebut.

Diketahui, AS dan sekutunya di Eropa dan Asia telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia atas invasi 24 Februari lalu terhadap tetangganya, yang mereka sebut perang agresi Presiden Vladimir Putin. Dia mengatakan dia meluncurkan "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya