“Mendeklarasikan zona larangan terbang berarti NATO perlu menyerang secara besar-besaran sistem pertahanan udara Rusia di Rusia, di Belarus dan di Ukraina, dan juga siap untuk menembak jatuh pesawat Rusia,” katanya.
“Dan kemudian risiko perang penuh antara NATO dan Rusia akan sangat tinggi, dan itu akan menyebabkan lebih banyak kematian dan lebih banyak kehancuran,” ujarnya.
Stoltenberg, menggambarkan garis merah aliansi, mengatakan blok itu “selalu siap untuk bertahan, melindungi dan bereaksi terhadap segala jenis serangan terhadap negara Sekutu NATO.”
Pada Rabu (23/3), Stoltenberg mengungkapkan bahwa para pemimpin NATO siap untuk menyetujui pada KTT peningkatan lebih lanjut dalam jumlah pasukan yang ditempatkan di Eropa Timur. Pasukan ini akan tetap di sana selama diperlukan.
Sementara itu, melalui sebuah pidato video kepada para pemimpin negara-negara anggota NATO, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta blok tersebut untuk memberikan bantuan militer tanpa batasan. Dia mengatakan bahwa Rusia menggunakan seluruh persenjataannya untuk mempertahankannegaranya dan telah “menginvestasikan uang gila dalam kematian sementara dunia berinvestasi dalam kehidupan.”
“Rasanya seperti kita berada di zona abu-abu, antara Barat dan Rusia, mempertahankan nilai-nilai bersama kita,” kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa “hal yang paling menakutkan selama perang” adalah “tidak memiliki jawaban yang jelas atas permintaan bantuan.”