UKRAINA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan meningkatnya laporan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak Ukraina selama invasi Rusia ke negara itu untuk diselidiki secara independen.
Sima Bahous, Direktur Eksekutif UN Women, sebuah entitas PBB yang didedikasikan untuk memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menyerukan tanggapan kemanusiaan yang "sensitif gender" selama pidato di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) di New York City pada Senin (11/4) pagi.
"Kombinasi perpindahan massal dengan kehadiran besar wajib militer dan tentara bayaran, dan kebrutalan yang ditampilkan terhadap warga sipil Ukraina, telah menaikkan semua bendera merah," terangnya.
Dia mengatakan tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual harus diselidiki secara independen untuk memastikan keadilan dan akuntabilitas.
Baca juga: Lagi, AS Beri Bantuan Militer Rp11 Triliun ke Ukraina, 11 Helikopter hingga 200 Kendaraan Lapis Baja
Ada juga peningkatan risiko perdagangan manusia di perlintasan perbatasan, dengan wanita muda dan remaja tanpa pendamping pada risiko tertentu.
Laporan kekerasan seksual dan kejahatan perang lainnya oleh pasukan Rusia telah muncul dari daerah yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina, termasuk Bucha, pinggiran ibu kota Kyiv.
Usai kembali dari Moldova, Bahous mengamati respon kemanusiaan di tempat penampungan sementara bagi orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina. Diperkirakan ada 95.000 orang Ukraina yang ditampung di Moldova hingga saat ini.