Batas Waktu Menyerah Berakhir, 1.000 Warga Sipil Ukraina Masih Terjebak di Pabrik Baja

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 21 April 2022 14:20 WIB
1.000 warga sipil Ukraina terjebak di Kota Mariupol (Foto: Reuters)
Share :

UKRAINA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sekitar 1.000 warga sipil masih terjebak di sebuah pabrik baja di mana pasukan Ukraina membuat pertahanan terakhir mereka di kota Mariupol yang terkepung, setelah ultimatum Rusia untuk menyerah atau mati berakhir pada Rabu (20/4).

Zelensky mengatakan kondisi di Mariupol, yang telah menyaksikan pertempuran terburuk dari perang yang berlangsung hampir delapan minggu, terus memburuk, meskipun saksi mata Reuters mengatakan beberapa lusin warga sipil berhasil meninggalkan kota pada Rabu (20/4) dengan konvoi bus kecil.

Ukraina mengatakan sejauh ini telah menahan serangan oleh ribuan tentara Rusia yang berusaha maju dalam apa yang disebut Kyiv sebagai Pertempuran Donbas, kampanye baru untuk merebut dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama separatis.

Baca juga: Tolak Batas Waktu Menyerah di Mariupol, PM Ukraina: Pasukan Akan Berjuang Sampai Akhir

Di Mariupol, yang pernah menjadi pelabuhan makmur berpenduduk 400.000 orang dan sekarang menjadi gurun yang hancur di mana mayat-mayat tergeletak di jalanan, Rusia menyerang benteng utama Ukraina terakhir, pabrik baja Azovstal, dengan bom penghancur bunker.

Baca juga: Rusia Kembali Umumkan Ultimatum di Mariupol, Komandan Ukraina Bersumpah Tak Akan Menyerah

Otoritas kota Mariupol mengatakan pada Rabu (20/4) bahwa mereka berharap untuk mengevakuasi sekitar 6.000 orang di bawah kesepakatan awal dengan Rusia - yang pertama dalam beberapa minggu - untuk membangun koridor yang aman.

Tetapi wakil komandan Resimen Azov di Mariupol, Svyatoslav Kalamar, kemudian mengatakan kepada TV Ukraina bahwa warga sipil terlalu takut untuk mencapai titik evakuasi yang disepakati karena Azovstal terus-menerus dibombardir.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya