Sekutu Putin: Perang Ukraina Berlarut-larut, Tidak Berjalan Sesuai Rencana

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 06 Mei 2022 12:08 WIB
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Reuters)
Share :

BELARUSIA - Sekutu utama Rusia, Presiden Belarusia yang otoriter Alexander Lukashenko, telah membela perang di Ukraina sambil menunjukkan bahwa perang itu tidak berjalan sesuai rencana.

Dia mengatakan kepada kantor berita AP bahwa operasi itu "berlarut-larut". Dalam wawancaranya dengan AP, Lukashenko mengatakan bahwa pemimpin Rusia tidak punya pilihan selain bertindak karena Ukraina "memprovokasi Rusia".

"Saya tidak cukup tenggelam dalam masalah ini untuk mengatakan apakah itu berjalan sesuai rencana, seperti yang dikatakan orang Rusia, atau seperti yang saya rasakan,” terangnya.

Baca juga:  Presiden Belarusia Prediksi Kapan Ukraina Bisa Membentuk Negara Persatuan dengan Rusia

"Saya ingin menekankan sekali lagi: Saya merasa operasi ini telah berlarut-larut,” lanjutnya.

Lukashenko mengatakan dia ingin perang berakhir, dengan mengatakan Belarusia telah "melakukan dan sedang melakukan segalanya" untuk menghentikannya.

Baca juga:  PBB: Hari Ini, Lebih Banyak Evakuasi Dilakukan dari Kota yang Terkepung di Ukraina

Dengan menyebutnya perang, ia melangkah lebih jauh dari deskripsi Rusia sendiri tentang invasinya sebagai "operasi militer khusus". Moskow telah membenarkan perang sebagai upaya untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina - yang dianggap sebagai dalih yang tidak berdasar.

Terkait rencana Rusia menggunakan senjata nuklir melawan Ukraina, Lukashenko mengatakan hal itu tidak dapat diterima karena kedua negara itu tepat di sebelah Belarusia. Namun dia tidak tahu u apakah Moskow bermaksud menggunakannya.

Meskipun Belarusia telah menyediakan platform untuk pasukan Rusia, ia belum mengirim pasukannya. Pada Rabu (4/5/2022), Belarusia memulai latihan militer yang dikatakan tidak menimbulkan ancaman bagi Ukraina.

Diketahui, Belarusia berbagi perbatasan dengan Ukraina dan Rusia mengirim pasukan dari sana ketika meluncurkan invasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin membantu Lukashenko mempertahankan kekuasaan pada 2020 setelah pemilihan kembali presiden yang disengketakan secara luas memicu protes massa.

Pada gilirannya, pemimpin lama Belarusia telah memberikan dukungannya terhadap invasi Rusia dan para kritikus mengatakan dia tidak lebih dari pengikut dan kaki tangan Putin.

Belarusia sudah berada di bawah sanksi Barat setelah pemilihan 2020, dan menghadapi tindakan lebih lanjut atas perannya dalam konflik.

Itu adalah salah satu dari sedikit negara yang mendukung invasi Rusia pada pemungutan suara darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dari 193 negara anggota PBB, 141 mengutuk perang, dengan beberapa negara besar seperti China dan India memilih untuk abstain.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya