Fatahillah dan Cikal Bakal Kota Jakarta
Johan menuturkan, pada 1525 Fatahillah atau Falatehan menjadi sosok yang paling dikenang dalam pertempuran mengusir penjajah yakni Portugis dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Namun, belum ada dokumen resmi kapan pastinya pengusiran itu dilakukan hingga hari ini yang dikenal sebagai cikal bakal Kota Jakarta pada 22 Juni 1527.
"Memang kalau kita perlu mencari saya berasumsi ada dokumen sejarah soal itu karena naskah perjanjian dengan pedagang Portugis itu aja ada yang tersimpan di Lisabon, logikanya pasti ada kalau masa sebelum Islam aja ada apalagi masa itu," kata Johan.
Saat itu lanjutnya, Fatahillah menilai, posisi Portugis sebagai ancaman regional terhadap seluruh kerajaan di Nusantara khususnya Pulau Jawa. Untuk itu, ia mengerahkan armada perangnya bersama Kesultanan Demak dan Cirebon mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dan mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta atau kemenangan yang gilang-gemilang.
Tidak hanya itu, secara perlahan kekuasaan Fatahillah yang kala itu usai mengusir Portugis mulai meredup dan perlahan dikuasai Banten yang saat itu menempatkan seorang Adipati bernama Pangeran Wijayakrama. Dari sana pula ia mulai membangun komunikasi dengan Belanda.
"Kisah hidupnya (Fatahillah) belakangan misterius bagaimana masa-masa terakhirnya hilang begitu saja karena sejarah dengan cepat mengarah ke Pangeran Wijayakrama. Kemudian mereka Belanda datang itu baik-baik datang sama dengan Portugis ingin membuka loji, semacam pergudangan dan perkantoran tapu ternyata mereka juga menghimpun kekuatan untuk melakukan perlawanan," ujar dia.
Johan mengakui, dalam beberapa catatan seperti ditulis Wuka Chandra Sasmita, Wijayakrama ini menguasai Banten namun dalam kepemimpinananya tidak melibatkan Banten. Selain kepada Belanda, Wijayakrama memberikan izin kepada orang Inggris untuk mendirikan pertahanan dengan catatan membantu Wijaya apabila mendapat perlawanan dari Belanda. Ia adalah Jan Pieterszoon (JP) Coen yang merupakan Gubernur Jenderal VOC kala itu dan pada 1619 dikenal sebagai pendiri Batavia pengganti Jayakarta pasca-dimenangkan oleh Fatahillah.
"Dalam perjalanannya terjadi persengketaan akhirnya perang. Itu Jan Pieterzoon Coen yang kemudian dikenal sebagai pendiri Kota Batavia mereka memimpin perang VOC melawan Pangeran Wijayakrama dan Inggris pada 1619 pendirian Batavia artinya peperangan itu bisa dimulai dari tahun sebelum 1619," ucap Johan.
Sejak saat itu pula nama Pelabuhan Sunda Kelapa berubah menjadi Jayakarta di tangan Fatahillah dan menjadi Batavia di masa VOC Belanda di bawah kepemimpinan Jan Pieterzoon Coen yang kemudian kembali beralih menjadi Pelabuhan Sunda Kelapa oleh Pemerintah Republik Indonesia hingga saat ini.
(Erha Aprili Ramadhoni)