Siswa lain telah mengungkapkan kepada CNN bahwa Ramos mengirim pesan kepadanya tentang senjata sebelum serangan itu.
“Dia akan mengirimi saya pesan di sana-sini, dan empat hari yang lalu dia mengirimi saya gambar (senapan) AR yang dia gunakan… magasin,” kata siswa yang tidak mau disebutkan namanya itu.
“Saya seperti, ‘Bro, kenapa kamu punya ini?' dan dia seperti, 'Jangan khawatir tentang itu'.”
"Dia kemudian untuk mengirimi saya pesan, 'Saya terlihat sangat berbeda sekarang. Kamu tidak akan mengenali saya'."
Ramos terbunuh oleh polisi selama penembakan tersebut dan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui motifnya.
Juru bicara Meta mengonfirmasi kepada CNN bahwa akun Instagram Ramos telah dihapus.
Pembantaian itu terjadi 10 hari setelah 10 orang tewas di Buffalo, New York, di lingkungan yang didominasi orang kulit hitam. Pihak berwenang telah mendakwa seorang pria berusia 18 tahun yang mereka katakan telah melakukan perjalanan ratusan km ke Buffalo dan melepaskan tembakan dengan senapan serbu di sebuah toko kelontong.
(Rahman Asmardika)