“Ini adalah sistem berpemandu presisi dengan jangkauan yang lebih jauh. Jadi untuk target bernilai tinggi yang memungkinkan mereka menjaga sebagian tekanan dari pasukan Ukraina di depan, kami pikir sistem ini akan sangat berguna,” terang Wakil Menteri Pertahanan Dr Colin H kata Kahl.
Sistem dapat meluncurkan beberapa rudal presisi dipandu pada target sejauh 70km (45 mil) jauhnya - jauh lebih jauh dari artileri yang dimiliki Ukraina saat ini. Mereka juga diyakini lebih akurat daripada padanan Rusia mereka.
Pejabat Gedung Putih setuju untuk memberikan roket, hanya setelah mendapat jaminan dari Presiden Volodomyr Zelensky bahwa senjata itu tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di dalam Rusia.
"Kami tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang dapat menyerang Rusia," tulis Biden pada Rabu (1/1/2022).
Zelensky mengkonfirmasi hal ini dalam sebuah wawancara untuk jaringan AS Newsmax.
"Kami tidak tertarik dengan apa yang terjadi di Rusia," katanya.
"Kami hanya tertarik pada wilayah kami sendiri di Ukraina,” lanjutnya.
Namun Peskov mengatakan Moskow tidak mempercayai pernyataan Zelensky.
"Untuk mendapatkan kepercayaan, kita perlu memiliki pengalaman Kyiv memenuhi janjinya, tapi tidak ada," katanya, dikutip kantor berita Ria.