Paus: Gandum Tidak Bisa Jadi Senjata Perang

Antara, Jurnalis
Kamis 02 Juni 2022 13:32 WIB
Ilustrasi gandum (Foto: Antara/Reuters)
Share :

VATIKAN - Paus Fransiskus mengimbau pihak berwenang untuk mencabut larangan ekspor gandum dari Ukraina, dengan mengatakan gandum tidak dapat digunakan sebagai "senjata perang".

"Larangan ekspor gandum dari Ukraina sangat mengkhawatirkan karena kehidupan jutaan orang bergantung pada itu, terutama di negara-negara miskin," kata Paus kepada ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Rabu (1/1/2022).

“Saya mengimbau dengan sepenuh hati agar segala upaya dilakukan untuk mengatasi masalah ini, untuk menjamin hak universal atas nutrisi. Tolong! Jangan gunakan gandum, bahan makanan pokok, sebagai senjata perang,” ujar Paus, yang disambut tepuk tangan meriah dari kerumunan.

Paus sering mengutuk invasi dan pertumpahan darah yang disebabkan oleh apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".

Baca juga: Paus Kutuk Kekejaman Perang Ukraina pada Misa Malam Paskah

Namun, audiensi umum pada Rabu (1/1/2022) adalah pertama kalinya dia berbicara secara rinci tentang krisis pangan global yang ditimbulkan oleh perang tersebut.

Baca juga:  Satukan Rusia-Ukraina dalam Jumat Agung, Rencana Paus Tuai Kritikan

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengatakan krisis pangan global memburuk, sedang mencoba menengahi kesepakatan untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina, meskipun para pemimpin Barat menyalahkan Rusia karena meminta tebusan dunia dengan memblokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Selain kematian dan kehancuran yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina, perang dan upaya Barat untuk mengisolasi Rusia sebagai hukuman telah membuat harga gandum, minyak goreng, pupuk, dan energi melonjak---merugikan pertumbuhan global.

Ukraina berusaha mati-matian untuk mengekspor simpanan gandum yang besar melalui jalan darat, sungai, dan jalur kereta api untuk membantu mencegah krisis.

Seorang pejabat pertanian pekan lalu mengatakan Ukraina tidak memiliki peluang untuk mencapai target ekspor kecuali Rusia mencabut blokade pelabuhan di Laut Hitam.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya