Pengantin lainnya, Kristina, 23, yang bekerja di korps sinyal, memilih gaun putih panjang tradisional dengan sulaman merah untuk menikahi Vitaliy Orlich, juga 23, seorang penembak jitu.
"Saya percaya ini tentang menciptakan keluarga baru - tidak peduli di mana itu terjadi atau bagaimana," katanya.
Kedua mempelai pria mengenakan seragam tentara.
Pasangan itu ditetapkan untuk kembali bertugas di zona perang pada hari yang sama.
"Saya tidak bisa memberi mereka hari bebas seperti itu. Satu-satunya hal adalah mereka tidak akan berada di garis depan, mereka akan tinggal di belakang," terang Komandan brigade infanteri Oleksandr Okhrimenko mengatakan kepada AFP.
Okhrimenko, memiliki hak untuk mengesahkan pernikahan di bawah darurat militer.
Dia mengatakan bahwa lokasi pernikahan "dipilih terutama untuk alasan keamanan".
Pernikahan ini tidak dihadiri keluarga masing-masing mempelai. Namun keluarga mereka sudah mengetahui pernikahan itu.