WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) berencana untuk mengumumkan bahwa mereka telah membeli sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah hingga jarak jauh untuk Ukraina. Hal ini diungkapkan seorang sumber yang mengetahui pengumuman tersebut kepada CNN.
Presiden AS Joe Biden, yang saat ini bertemu dengan para pemimpin G7 di Jerman untuk pertemuan puncak yang terutama berfokus pada Ukraina, baru-baru ini mengumumkan bahwa AS akan memberi Ukraina "sistem roket dan amunisi yang lebih canggih" saat perangnya dengan Rusia berlanjut. Adapun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dijadwalkan untuk berbicara secara virtual dengan Biden dan para pemimpin G7 lainnya pada Senin (27/6/2022) waktu setempat.
Menanggapi permintaan pasukan Ukraina, bantuan militer lainnya juga kemungkinan akan diumumkan minggu ini, termasuk amunisi artileri tambahan dan radar kontra-baterai.
Baca juga: Presiden Ukraina: Penundaan Pengiriman Senjata Adalah Undangan ke Rusia untuk Terus Menyerang
Sebuah sumber mengatakan pejabat Ukraina telah meminta sistem pertahanan rudal, yang dikenal sebagai sistem NASAMS, mengingat senjata dapat mencapai target lebih dari 100 mil jauhnya, meskipun pasukan Ukraina kemungkinan perlu dilatih pada sistem tersebut.
Baca juga: Pantau Senjata dari Barat di Ukraina, Rusia: Harus Capai Garis Depan Tanpa Dihancurkan di Jalan
AS terus mengumumkan bantuan keamanan tambahan untuk Ukraina. Pekan lalu, pemerintahan Biden mengumumkan bantuan militer tambahan sebesar USD450 juta (Rp6,6 triliun) untuk Ukraina, memberinya empat sistem roket peluncuran ganda dan amunisi artileri untuk sistem lain.
Awal bulan ini, pemerintahan Biden mengatakan pihaknya memberikan bantuan militer tambahan senilai USD1 miliar (Rp15 triliun) ke Ukraina, sebuah paket yang mencakup pengiriman howitzer tambahan, amunisi, dan sistem pertahanan pesisir.
CNN melaporkan pekan lalu bahwa penilaian AS terhadap perang semakin membayangkan pertempuran yang panjang dan berat di bagian timur Ukraina, dengan kerugian personel dan peralatan yang tinggi di kedua sisi.
Para pejabat AS percaya bahwa pasukan Rusia berencana untuk mempertahankan serangan intens di timur, yang ditandai dengan artileri berat dan serangan rudal, dengan tujuan melemahkan pasukan Ukraina dan tekad NATO dari waktu ke waktu.
Untuk bagian Ukraina, militernya telah membakar amunisi era Soviet yang sesuai dengan sistem yang lebih tua, dan pemerintah Barat telah menghadapi keputusan sulit tentang apakah mereka ingin terus meningkatkan bantuan mereka ke negara itu, sesuatu yang telah dijanjikan Biden untuk dilakukan.
"Kami akan terus memimpin dunia dalam memberikan bantuan bersejarah untuk mendukung perjuangan Ukraina untuk kebebasan," tulis Presiden dalam op-ed New York Times bulan lalu.
(Susi Susanti)