"Dalam kultur Bugis Makassar itu dijabat Tanlo, Mahapati atau Perdana Mentari. Ada yang kita kenal filosofi campak lidah, ujung lidah bermakna sebagai juru bicara yang mampu menyampaikan pesan Partai Perindo," ungkap Sanusi Ramadhan.
Jubir yang dimaknai menjadi ujung tombak di tengah masyarakat. Ia mengungkapkan ujung ketiga saat orang Bugis Makassar lahir itu diberikan ujung badik.
'Bukan dala konteks kekerasan, tetapi kita analogikan sebagai pena. Agar jubir memiliki kemampuan membuat rilis di media Semua memiliki media sosial. Sampaikan pesan partai ke masyarakat melalui jalur tersebut," kata Sanusi.
Dalam pelatihan tersebut ia meminta jajaran kader di Sulawesi Selatan untuk melakukan sebuah refleksi bahwa semua memahami tujuan berpartai Perindo yakni demi meraih kemenangan.
"Kita harus menyamakan etos kerja kita, kita bergerak untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024 menjadi harga mati Perindo. Kita harus memenangkan perjuangan tersebut. Hidup yang dipertaruhkan itu harus dimenangkan. Sebab orang yang tidak berpikir menang maka sudah kalah sebelum berperang," tutup Sanusi Ramadhan.
Baca juga: Partai Perindo Sulsel Yakin Menangkan Hati Rakyat pada Pemilu 2024
(Fakhrizal Fakhri )