Ketegangan telah menyebabkan meningkatnya seruan agar inspektur internasional diizinkan mengunjungi situs tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan "setiap serangan [pada] pembangkit nuklir adalah bunuh diri".
Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan tindakan Rusia sebagai "terorisme nuklir".
"Tidak ada negara seperti itu di dunia yang bisa merasa aman ketika negara teroris menembaki pembangkit nuklir," kata Zelensky dalam pidato malamnya pada Minggu (7/8/2022).
Terkait hal ini, Rusia membantah tuduhan itu dan menyalahkan pasukan Ukraina atas serangan itu. Kementerian pertahanan negara itu mengatakan kabel listrik bertegangan tinggi telah rusak akibat penembakan itu.
Institute for the Study of War, sebuah think-tank yang berbasis di Washington, mengatakan pekan lalu bahwa Rusia menggunakan PLTN itu untuk memainkan ketakutan Barat akan bencana nuklir, kemungkinan dalam upaya untuk menurunkan keinginan Barat untuk memberikan dukungan militer kepada Ukraina.