Dr Saeed mengatakan banjir adalah "benar-benar peringatan" bagi pemerintah global yang berjanji untuk mengatasi perubahan iklim pada konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berturut-turut.
"Semua ini terjadi ketika dunia telah menghangat 1,2C - pemanasan lebih dari itu adalah hukuman mati bagi banyak orang di Pakistan," tambahnya.
Banjir telah mempengaruhi daerah yang biasanya tidak terkena hujan jenis ini, termasuk wilayah selatan Singh dan Balochistan yang biasanya gersang atau semi-kering.
Yusuf Baluch, seorang aktivis iklim berusia 17 tahun dari Balochistan, mengatakan bahwa ketidaksetaraan di negara itu memperburuk masalah. Dia ingat rumah keluarganya sendiri hanyut oleh banjir ketika dia berusia enam tahun.
"Orang-orang yang tinggal di kota dan dari latar belakang yang lebih istimewa paling tidak terpengaruh oleh banjir," jelasnya.
"Masyarakat berhak untuk marah. Perusahaan masih mengekstrak bahan bakar fosil dari Balochistan, tetapi orang-orang di sana baru saja kehilangan rumah dan tidak memiliki makanan atau tempat tinggal," lanjutnya.
Dia percaya pemerintah gagal mendukung masyarakat di sana.
(Susi Susanti)